JALAN-JALAN KE CANDI CETHO

CUCU DAN NENEK
INTISARI INFO - Pergi berwisata bersama keluarga  bisa dimanfaatkan sebagai ajang untuk kembali mendekatkan diri dengan anggota keluarga terutama dengan yang jarang ketemu di kehidupan sehari-hari. menggunakan waktu untuk saling mengenali karakter dan bertukar cerita.

Kali ini bersama anak cucu jalan-jalan ke Candi Cetho. Mungkin banyak yang bertanya/belum tahu di mana Candi Cetho Itu.  Candi Cetho merupakan candi bercorak agama Hindu yang diduga dibuat pada masa akhir Majapahit (abad ke-15 Masehi). Lokasi candi berada di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1496 m di atas permukaan laut,  secara administratif berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kompleks candi digunakan oleh penduduk setempat dan juga peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan. Candi ini juga merupakan tempat pertapaan bagi kalangan penganut kepercayaan asli Jawa/Kejawen.

Ketika ditemukan keadaan candi ini merupakan reruntuhan batu pada 14 teras/punden bertingkat, memanjang dari barat (paling rendah) ke timur, meskipun pada saat ini tinggal 13 teras, dan pemugaran dilakukan pada sembilan teras saja. Strukturnya yang berteras-teras ("punden berundak") memunculkan dugaan akan sinkretisme kultur  Nusantara dengan Hinduisme. Dugaan ini diperkuat oleh aspek ikonografi. Bentuk tubuh manusia pada relief-relief menyerupai wayang kulit, dengan wajah tampak samping tetapi tubuh cenderung tampak depan. Penggambaran serupa, yang menunjukkan ciri periode sejarah Hindu-Buddha akhir, ditemukan di Candi Sukuh.

Seperti tempat-tempat wisata di Bali  mewajibkan wisatawan untuk mengenakan
JALAN-JALAN KE CANDI CETHO
kain poleng.  Kain belang mirip sarung yang dikenakan pada pinggang, kain ini tentu punya filosofi khusus sehingga mereka tak pernah melupakannya ketika hendak beribadah. Peraturan yang sama juga berlaku di Candi Cetho. Candi ini masih aktif digunakan untuk beribadah, pengunjung diwajibkan untuk mengenakan kain ini jika ingin memasuki kompleks candi. Setelah membeli tiket masuk, pihak pengelola memasang kain tersebut kepada pengunjung yang akan masuk ke kompleks candi.

Jalan-jalan mengelilingi lokasi candi sungguh membawa suasana baru, udara yang dingin segar jauh dari kebisingan dan polusi kota. Jalan-jalan memutar candi sudah, foto-foto sudah. Rasanya kurang lengkap kalau tidak menceriterakan kulinernya disekitar Candi Cetho.  Di lokasi mengarah Candi Cetho ini banyak bermacam-macam makanan, ada  sate kelinci, sate ayam, bermacam minuman teh. Resto banyak di sebelah kanan-kiri jalan. Yang sempat diingat, ada Resto Ndore Dongker, Resto Bali Branti, Resto Mbak Ning dll. Yang jelas semua menyediakan makanan dan minuman yang cocok dan maknyus untuk menangkal dinginnya udara di sana.

Itulah cerita singkat sepulang dari jalan-jalan dari Candi Cetho, kapan teman-teman ke sana. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar